PEMANENAN DAN PASCAPANEN BUDIDAYA MELON
Kualitas buah yang dihasilkan
dalam budi daya melon dipengaruhi oleh beragam faktor, mulai dari pemilihan
bibit yang digunakan, ketersediaan unsur hara dalam media tanam yang menunjang,
penanaman serta metode perawatan yang tepat dan terkontrol serta penanganan
terhadap gangguan dalam budi daya seperti hama dan penyakit. Dan kesemuanya
telah dibahas tuntas dalam artikel sebelumnya. Satu hal lagi yang tidak kalah
pentingnya adalah penanganan pada saat panen serta penanganan pasca panen juga
sangat berpengaruh dalam menjaga kualitas buah melon yang dihasilkan.
Diantaranya ketepatan umur panen serta perlakuan pascapanen buah melon. Untuk
lebih detailnya akan kita uraikan masalah pemanenan dan pascapanen dalam budi
daya melon sebagai berikut :
PEMANENAN BUDIDAYA MELON
CIRI DAN UMUR PANEN TANAMAN MELON
Tanaman melon dikatakan sudah
siap panen apabila memiliki tanda/ciri Penampilan Tanaman sebagai berikut :
- Ukuran buah sesuai dengan ukuran normal
- Serat jala pada kulit buah sangat nyata/kasar
- Warna kulit hijau kekuningan.
Di samping hal tersebut, pada
umumnya pemanenan dilakukan kurang lebih 3 bulan setelah tanam. Dan waktu
pemanenan yang baik adalah dilakukan pada pagi hari.
Cara Panen
Berikut beberapa langkah yang bisa diterapkan
dalam pemanenan bua melon :
- Potong tangkai buah melon dengan pisau, sisakan minimal 2,0 cm untuk memperpanjang masa simpan buah.
- Tangkai dipotong berbentuk huruf “T”, maksudnya agar tangkai buah utuh dan kedua sisi atasnya merupakan tangkai daun yang telah dipotong daunnya.
- Pemanenan dilakukan secara bertahap, dengan mengutamakan buah yang benarbenar telah siap dipanen.
- Buah yang telah dipanen dikumpulkan disuatu tempat untuk disortir. Kerusakan buah akibat terbentur/cacat fisik lainnya, sebaiknya dihindari karena akan mengurangi harga jual terutama di swalayan.
Periode Panen
Panen dilakukan secara
bertahap, dengan mengutamakan buah yang benar-benar telah siap panen.
Seandainya dalam jangka waktu 3-5 bulan mendatang harga melon diramalkan jatuh.
Maka alternatif untuk rotasi tanaman yang dapat menggunakan lahan bekas menanam
melon adalah cabai. Karena lahan yang tersedia tidak perlu diubah. Hanya mulsa
PHP dibuka dan dosis pemupukan ditambahkan 50%.
Bila dalam jangka waktu 4
bulan berikutnya dinyatakan harga melon meningkat, maka lahan bekas sawah ditanami
padi terlebih dahulu untuk satu musim tanam. Alasannya adalah dari segi
kormesial tanaman padi kurang menguntungkan, tapi dari segi pemutusan siklus
hidup hama dan penyakit sangat menguntungkan. Hal ini disebabkan karena hama
dan penyakit yang mengisap oksigen (aerob) akan mati dengan kondisi tanah yang
terendam air (anaerob). Setelah menanam padi selesai, tanaman melon yang
ditanam akan berproduksi tinggi dengan risiko serangan hama dan penyakit yang
lebih rendah.
Prakiraan Produksi
Untuk mengetahui jumlah
produksi yang akan dihasilkan bagian pemasaran harus melakukan penelitian
pasar. Untuk luas satu hektar tanaman melon diperkirakan akan menghasilkan buah
melon 10–15 ton, maka memanennya harus dilakukan secara bertahap. Misalnya
minggu I menanam seluas 2.000 m2, minggu II menanam seluas 2.000 m2, dan
seterusnya. Hal ini untuk tingkat kontinuitas produksi akan tercapai dan resiko
tidak terjualnya buah melon akan terhindar.