Rabu, 05 Desember 2012

Panen dan Pasca Panen Tanaman Kacang-kacangan


PANEN DAN PASCA PANEN
Umur Panen
A. Kacang Tanah
Waktu panen dapat ditentukan berdasarkan pertimbangan umur tanaman, tingkat kemasakan fisiologis dan kondisi cuaca. Penentuan waktu panen disesuaikan pula dengan jenis atau varietas yang ditanam. Kacang tanah yang sudah siap panen, daunnya mulai menguning dan rontok. Panen kacang tanah dilakukan bila minimal 75% polong telah tua. Umur tanaman pada saat polong tua bergantung pada varietasnya. Varietas unggul nasional umumnya berumur sekitar 100 hari, sedang varietas local dapat dipanen pada umur sekitar 90 hari (Sumarno, 1986). Untuk dijadikan benih, kacang tanah dipanen saat berumur ± 110 hari dan sebagian besar ± 80% polongnya telah tua.
Penangguhan panen akan mengakibatkan biji berkecamabah atau polong mudah terlepas bila dicabut, sebalikanya jika panen terlalu awal akan diperoleh polong dengan biji muda, sehingga akan keriput bila dikeringkan.
Pembumbunan tanaman pada stadia berbunga akan mengakibatkan banyak polong muda pada saat panen. Demikian pula penyulaman, akan mengakibatkan banyak tanaman berpolong muda pada waktu panen. Pengeringan petakan pada saat menjelang polong tua dapat membuat pematangan polong lebih seragam serta mutu biji lebih bagus. Hujan terus menerus atau lingkungan yang lembab pada stadia pematangan polong mengakibatkan kematangan polong tidak seragam (Sumarno, 1986).


B. Kacang Hijau
Waktu untuk pemanenan kacang hijau perlu diamati pada minggu terakhir umur tanaman. Umur panen kacang hijau berbeda-beda tergantung varietasnya. Varietas unggul kacang hijau umumnya berumur genjah (pendek) yaitu saat tanaman berumur 58-65 hari setelah tanam. Untuk varietas yang berumur panjang baru dipanen pada umur maksimal 100 hari setelah tanam. Untuk benih, pemanenan dilakukan bila polong sudah tua dan benih telah keras.
Ketepatan panen untuk kacang hijau sangat penting karena polongnya mudah pecah jika kering sehingga akan banyak benih yang hilang di lapang. Demikian pula waktu panen, hendaknya tidak dilakukan saat hujan atau saat pagi hari dimana masih ada embun karena akan meningkatkan kadar air benih (Baran Wirawan dan Sri Wahyuni, 2002).
C. Kedelai
Pemanenan sebaiknya dilakukan tepat pada waktunya dan menggunakan cara yang beanr. Apabila polong sudah kelihatan tua, panen harus segera dilakukan. Panen yang terlambat akan merugikan karena banyak buah yang tua dan kering, sehingga kulit polong retak-retak dan biji lepas berhamburan. Disamping itu, buah akan gugur akibat tangkai buah mengering dan lepas dari cabangnya. Oleh karena itu, harus mengetahui tanda-tanda kedelai siap dipanen, yaitu warna daun menguning, lalu gugur, polong mulai berubah warna dari hijau menjadi kuning kecoklatan (± 95%) dan retak-retak, batang berwarna kuning agak coklat dan mengering.
Panen sebaiknya dilaksanakan pada pagi hari saat cuaca cerah, agar kegiatan pengeringan dapat langsung dilaksanakan. Harus dihindarkan panen pada saat turun hujan (Samsudin S. dan Dadan S. Djakanihardja, 1985).
Umur panen kedelai ditentukan oleh beberapa faktor yaitu varietas dan ketinggian tempat penanaman. Di daerah dataran tinggi, umur tanaman kedelai siap panen lebih lama 10-20 hari dibandingkan di daerah dataran rendah (Lisdiana Fachruddin, 2000).
Biji kedelai sebagai bahan konsumsi, berbeda dengan biji yang akan digunakan sebagi benih. Sebagai bahan konsumsi, kedelai dapat dipetik pada umur 75-100 hari, sedangkan untuk kedelai yang akan dijadikan benih pada masa tanam berikutnya dapat dipetik pada umur 100-110 hari, agar kemasakan biji betul-betul sempurna dan merata.
Masak fisiologis terjadi jika lebih dari 60% populasi tanaman telah menunjukkan polong yang berwarna coklat. Pada saat masak fisiologis, benih kedelai telah lepas dari plasenta di dalam polong. Karena sifat yang higroskopis dan kulitnya yang tipis, benih sangat peka sekali terhadap pengaruh kelembaban lingkungan. Dengan kondisi seperti itu, dianjurkan panen dilakukan tidak terlalu lama setelah benih mencapai masak fisiologis. Jika masak fisiologis tepat pada saat 60% polong telah matang (coklat) maka panen benih dilakukan pada saat polong matang mencapai 80% (Baran Wirawan dan Sri Wahyuni, 2002). Keterlambatan panen akan menurunkan mutu fisik dan fiologis benih. Tidak jarang benih hasil panen terlihat pecah kulit jika terjadi hujan selama benih di lapang.

0 Yorum var: