Pemanenan dan Pasca Panen Tanaman Jahe
Pemanenan
tanaman Jahe untuk menghasilkan produk herbal Jahe segar, maka tanaman
harus dipanen sebelum mencapai kematangan penuh berarti ketika rimpang masih
lembut, rendah kepedasan dan kandungan serat, biasanya dari bulan kelima dan
seterusnya setelah tanam. Pemanenan untuk jahe diawetkan harus dilakukan
setelah 5-7 bulan tanam, sementara panen untuk rempah-rempah kering dan minyak
yang terbaik pada saat jatuh tempo penuh. yaitu antara 8-9 bulan setelah tanam
daun mulai menguning saat.
Rimpang
jahe yang akan digunakan untuk bibit tanaman herbal harus dipanen sampai
daun tanaman jahe menjadi benar-benar kering. Pemanenan dilakukan dengan
penggalian rimpang. Setelah menggali dan mencabut, rimpang diolesi fungisida
yaitu mancozeb 3-4 gr per liter air, dikeringkan di tempat teduh, dan disimpan
dalam lubang ditutupi dengan lapisan 20 cm pasir setiap lapisan 30 cm rimpang dengan
menggali lubang di bawah atap jerami untuk melindungi dari sinar matahari dan
hujan secara langsung. Hasil rimpang jahe basah rata-rata bervariasi 12-15 ton
per hektar.
Pencucian
rimpang setelah pemanenan diperlukan untuk dapat mendapatkan obat herbal
yang sehat dan baik. Setelah pemanenan akar fibrosa yang melekat pada rimpang
harus dipangkas, tanah dihilangkan dengan mencuci, dan kulit kering dari
rimpang dibersihkan. Rimpang harus direndam dalam air semalam dan kemudian
dibersihkan dan dikeringkan sehingga meminimalkan pertumbuhan jamur dan
fermentasi. Dikeringkan dengan sinar matahari selama seminggu, setelah kering
digosok dengan tangan untuk menghapus kulit luar.
Rimpang
dikupas, direndam dalam larutan kapur 2% selama 6 jam dan dibiarkan kering di
bawah sinar matahari atau dikelantang selama 10 hari sampai mencapai kelembaban
8-10%. Rimpang jahe yang baik mempunyai warnaterang cahaya setelah dikelantang.
0 Yorum var:
Sen de yaz