Rabu, 05 Desember 2012

Panen dan Pasca Panen Jahe


Pemanenan dan Pasca Panen Tanaman Jahe
       Pemanenan tanaman Jahe untuk menghasilkan produk herbal Jahe segar, maka tanaman harus dipanen sebelum mencapai kematangan penuh berarti ketika rimpang masih lembut, rendah kepedasan dan kandungan serat, biasanya dari bulan kelima dan seterusnya setelah tanam. Pemanenan untuk jahe diawetkan harus dilakukan setelah 5-7 bulan tanam, sementara panen untuk rempah-rempah kering dan minyak yang terbaik pada saat jatuh tempo penuh. yaitu antara 8-9 bulan setelah tanam daun mulai menguning saat.

 
      Rimpang jahe yang akan digunakan untuk bibit tanaman herbal harus dipanen sampai daun tanaman jahe menjadi benar-benar kering. Pemanenan dilakukan dengan penggalian rimpang. Setelah menggali dan mencabut, rimpang diolesi fungisida yaitu mancozeb 3-4 gr per liter air, dikeringkan di tempat teduh, dan disimpan dalam lubang ditutupi dengan lapisan 20 cm pasir setiap lapisan 30 cm rimpang dengan menggali lubang di bawah atap jerami untuk melindungi dari sinar matahari dan hujan secara langsung. Hasil rimpang jahe basah rata-rata bervariasi 12-15 ton per hektar.
       Pencucian rimpang setelah pemanenan diperlukan untuk dapat mendapatkan obat herbal yang sehat dan baik. Setelah pemanenan akar fibrosa yang melekat pada rimpang harus dipangkas, tanah dihilangkan dengan mencuci, dan kulit kering dari rimpang dibersihkan. Rimpang harus direndam dalam air semalam dan kemudian dibersihkan dan dikeringkan sehingga meminimalkan pertumbuhan jamur dan fermentasi. Dikeringkan dengan sinar matahari selama seminggu, setelah kering digosok dengan tangan untuk menghapus kulit luar.
         Rimpang dikupas, direndam dalam larutan kapur 2% selama 6 jam dan dibiarkan kering di bawah sinar matahari atau dikelantang selama 10 hari sampai mencapai kelembaban 8-10%. Rimpang jahe yang baik mempunyai warnaterang cahaya setelah dikelantang.

0 Yorum var: